Sunday 9 October 2011

Manajemen Berbasis Sekolah


J
akarta, 3 Oktober 2011. Di pertemuan ke-5 perkuliahan Manajemen Pendidikan Nasional oleh Bapak Amril Muhammad, SE. M.Pd.  Membahas tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan maksud agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan. MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan maksud agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan.
Istilah Manajemen berbasis Sekolah merupakan terjemahan dari .School Based Management.. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat.
Menurut E. Mulyasa dibukunya Manajemen berbasis Sekolah, (Jakarta:Rosda 2004) MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staff, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan..

LATAR BELAKANG MBS :
  1. Program peningkatan mutu pendidikan telah dilaksanakan selama 6 pelita dengan inventasi cukup besar namun mutu pendidikan masih rendah.
  2. Sekolah lebih tahu kelebihan, kelemahan dan kebutuhan dirinya.
  3. Pengamatan terhadap sekolah bermutu dan sekolah yang turun mutunya.
  4. Pembinaan pendidikan selama ini lebih bersifat “input oriented”.
  5. Regulasi birokrasi terhadap penyelenggaraan pendidikan terlalu ketat.
  6. Partipasi masyarakat belum optimal.
  7. Hasil studi tentang “effective schools”.


Sebelum reformasi dampak kebijakan sentalistik terhadap sikap dan perilaku pada sekolah :
  •  Hanya mengikuti peraturan, tunggu, petunjuk dan pasif.
  • Inisiatif dan kreatifitas kurang berkembang.
  • Tanggung jawab kurang cenderung melempar tanggung jawab ke atas.
  •  Bersikap birokratik (meniru praktek dari atas).
  • Bekerja mekanistik, repetitive.
  • Semangat bekerja berkurang (kurang mitivasi) karena tak ada suasana kompetitif.
  • Aspirasi kurang di respon sekolah (ide pembaharuan, budaya, spiritual, dan sosial ekonomi).
Karakteristik MBS
MBS memiliki karakter yang perlu dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya, karakteristik tersebut merupakan ciri khas yang dimiliki sehingga membedakan dari sesuatu yang lain. MBS memiliki karakteristik sebagai berikut:
o    Kemandirian
o    Berbasis pada kinerja
o    Pendayagunaan sumber (Sumber Daya Manusia & non manusia)
o    Pemberdayaan masyarakat (adanya partisipasi masyarakat dan orang tua siswa)
o    Transparasi (fair, pertanggung jawaban)
o    Akuntabilitas


Esensi umum MBS:
1.     Ada “framework” (kerangka acuan) nasional.
2.     Ada “national line” (garis besar pedoman secara nasional).
3.     Perbedaan penggelolaan sekolah negeri dan swasta tidak terlalu besar.
4.     MBS tidak dengan sendirinya (otomatis) meningkatkan mutu pendidikan kalau hanya ditafsirkan secara harfiah sebagai devolusi kewenangan dari pusat ke sekolah serta tidak disertai kesadaran akan mutu pendidikan sehingga diperlukan manajemen mutu pada tingkat sekolah dengan strategi “effective schools”

Tujuan Manajemen berbasis Sekolah

Tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuh kembangkan suasana yang kondusif.

Ada empat aspek tujuan dari MBS  yaitu: kualitas (mutu) dan relevansi, keadilan, efektifitas dan efisiensi, serta akuntabilitas.

1.     MBS bertujuan mencapai mutu quality dan relevansi pendidikan yang setinggi-tingginya, dengan tolok ukur penilaian pada hasil output dan outcome bukan pada metodologi atau prosesnya.

2.     MBS bertujuan menjamin keadilan bagi setiap anak untuk memperoleh ayanan pendidikan yang bermutu disekolah yang bersangkutan.


3.     MBS bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Efektifitas berhubungan dengan proses, prosedur, dan ketepat-gunaan semua input yang dipaki dalam proses pendidikan disekolah, sehingga menghasilkan hasil belajar siswa seperti yang diharapkan (sesuai tujuan). Sementara itu, efisiensi berhubungan dengan nilai uang yang dikeluarkan atau harga (cost) untuk memenuhi semua input (proses dan semua input yang digunakan dalam proses) dibandingkan atau dihubungkan dengan hasilnya (hasil belajar siswa).

4.     MBS bertujuan meningkatkan akuntabilitas sekolah dan komitmen semua stake holders. Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban atas semua yang dikerjakan sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diperolehnya.




Mutu Pendidikan

Menurut Dzaujak Ahmad: Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional an efisien tehadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.
pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman. Oleh karena itu pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntunan kehidupan masyarakat.

Langkah-langkah Peningkatan Mutu Pendidikan
1.     Memperkuat Kurikulum
2.     Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah
3.     Memperkuat Sumber Daya Tenaga Kependidikan
4.     Perbaikan yang berkesinambungan

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dsb.) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan
  • Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibelitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainbilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
  • Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
  • Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya, dan
  • Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
 
 
LANGKAH MPMBS
Evaluasi diri (self-assesment)
Perumusan (Visi, Misi dan Target mutu yang jelas)
Perencanaan program kegiatan
Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi program
Penetapan target mutu baru


KONTROL PELAKSANAAN
Transparansi manajemen sekolah
Akuntabilitas
Benchmarking (evaluasi internal atau eksternal)




 Referensi:
1. penjelasan langsung dari Bpk Amril Muhammad, SE. M.Pd
2. http://idb4.wikispaces.com/file/view/dv4018-MANAJEMEN+BERBASIS+SEKOLAH+DALAM+PENINGKATAN+MUTU+PENDIDIKAN.pdf


No comments:

Post a Comment